“Dan
janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syetan. Karena, sesungguhnya syetan
itu adalah musuh yang nyata bagi kalian. Sesungguhnya syetan itu hanya menyuruh
kalian berbuat jahat dan keji, dan mengatakan kepada Allah apa yang tidak
kalian ketahui.” (Q.S. Al Baqarah: 168-169)
Secara universal, manusia adalah makhluk Allah
yang memiliki eksistesi keinsanan dan kemakhlukan yang paling bagus, mulia,
pandai dan cerdas, mendapatkan kepercayaan sebagai khalifah di bumi yang
mengemban amanat, serta memperoleh kasih saying Allah yang sempurna.
Sedangkan secara spesifik, manusia yang
telah mencapai tingkat keimanan dan ketaqwaan
yang tinggi dan sempurna maka akanmendapt derajat martabat kemuliaan
yang tiada tara di sisi Rabb mereka. Mereka itulah pada nabidan rasul Allah, auliyaullah,
shiddiqin, ‘abidin, ‘arifin, shalihin, muhsinin, mukminin, muslimin dan
sebagainya. Oleh karena itu syetan dan iblis, mereka tidak senang kepada
manusia yang ingin mengembangkan, meningkatkan dan memperdayakan esensi,
potensi keinsanannya.
Sejak awal diciptakannya manusia, iblis
dan syetan memendam kebencian kepada manusia. Mereka menganggap manusia sebagai
biang keladi terusirnya mereka dari sorga, lantaran para iblis itu enggan
(gensi karena kesombongannya) untuk sujud di hadapan Adam sebagai tanda
penghormatan atas penciptaannya. Kemudian bapak manusia Adam a.s telah mereka
perdayakan dengan jurus rayuan dan
jebakannya, sehingga Allah memerintahkan Adam dan istrinya Hawa untuk turun ke
bumi untuk memakmurkannya sesuai dengan yang
dikisahkan dalam al Qur’an surat Al
A’raf ayat 12-17.
Karena itu, dengan berbagai cara iblis dan
syetan terus mencoba untuk menghancurkan eksistensi Ilahiyah manusia di dunia
hingga dunia berakhir. Aktifitas syetan dan iblis dalam batin manusia ibarat
aktifitas virus yang ada dalam tubuh. Di saat stamina tubuh mengalami
penurunan, saat itulah virus akan menyerang secara jitu sehingga dengan satu
gebrakan saja tubuh akan lemah, sakit dan lumpuh bahkan bisa merenggut nyawa
manusia.
Begitu pula ibaratnya syetan dan iblis.
Mereka akan selalu mengintai dan menanti-nanti waktu dan saat-saat yang tepat
untuk melumpuhkan potensi-potensi Ilahiyah yang ada dalam diri manusia, yaitu
ketika mental lemah, spritual goyah, iman menurun dan moral rusak.
Dedy Suardi dalam bukunya Sang Kreator
Agung mengutip penuturan Sayid Abdullah Husen mengatakan bahwa iblis setali
tiga uang dengan syetan. Apabila kejahatan makhluk terbatas mengenai diri
sendiri, ia disebut iblis.
Dan apabila kejahatannya menyangkut orang lain, ia
disebut syetan. Iblis artinya sombong dan syetan artinya menggoda. Kata iblis
berasal dari kata balasa yang berarti putus asa. Dan kata syetan berasal
dari kata syathana yang berarti merenggang atau menjauh.
Jadi, makhluk yang sama ini memakai dua
sebutan, ia disebut iblis karena putus asa akan rahmat Allah dan ia disebut
syetan karena menggoda manusia supaya
mengerjakan hal-hal yang menjauhkan mereka dari rahmat Allah. Oleh karena itu,
iblis berarti keinginan rendah yang menjauhkan manusia dari sujud kepada Allah
dan dari memperoleh rahmat-Nya. Sedangkan syetan berarti penghasut keinginan
rendah untuk menyelewengkan manusia dari jalan yang benar.
Menurut Muhammad Isa Dawud (pengarang buku
Dialog dengan Jin Muslim), diantaranya bahaya yang akan menimpa manusia ialah
apabila manusia membuka pintu masuknya syetan, sehingga syetan leluasa menggoda
dan menguasai dirinya. Pintu masuknya syetan diantaranya adalah dengan cara:
1. An Nazgh (godaan),
yakni was-was yang berbahaya, yang kadangkala mengantarkan orang kepada
keraguan dan kerusakan aqidah. Allah berfirman dalam surat Al
A’raf ayat 200.
2. Al Hamaz (bisikan
syetan), yakni penguasaan syetan atas diri manusia dengan membuat manusia tidak
sadarakan dirinya (tak tahu diri). Rasulullah SAW selalu memohon
perlindungan kepada Allah dari hal
tersebut. Allah berfirman dalam surat Al Mukminum ayat 97-98.
3. Al ‘Uzz (hasutan),
karena itu janganlah kita menganggap bahwa kekafiran itu tidak ada syetannya!
Allah SWT berfirman dalam surat Maryam ayat 83-84.
4. Al istihwaa’
(menyesatkan) yakni pengaruh syetan dalam diri manusia yang mendorong manusia
memperturutkan nafsu syahwatnya. Allah
SWT berfirman dalam surat Al
An’am ayat 71.
5. Zienah (memandang baik
perbuatan buruk). Syetan berusaha memperlihatkan kebatilan sebagai sesuatu yang
indah, kejahatan dan dosa sebagai sesuatu yang menarik untuk dikerjakan.
6. An Nafkh wan Nafts
(tiupan dan hembusan), An Nafkh yakni takabbur dan pongah, serta menyombongkan
diri terhadap makhluk-makhluk Allah lainnya, sedangkan An Nafts berarti syair
yang buruk, perkataan yang keji dan ucapan yang kotor. Ummu Salamah
meriwayatkan: “Apabila Rasulullah SAW bangun malam, beliau selalu berdoa,
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari gangguan syetan terkutuk, dari bisikan,
hembusan dan tiupannya.”
Syetan sangat suka turun kepada para
pendusta dan pendosa untuk membuat suatu tipu daya dengan godaannya yang
mematikan. Allah berfirman surat Asy Syu’ara: 21-22.
Syetan tidak pernah mampu menggoda
orang-orang yang bertaqwa yang senantiasa melanggengkan zikir (dawamiz zikri),
ingat akan Allah SWT. Karena itu, hanya dengan ketaqwaan dan terus berzikir
serta berlindung kepada Allah kita akan terhindar dari godaan syetan yang
terkutuk. Allah SWT berfirman surat Al A’raf ayat 201.
Sadarilah! Syetan adalah musuh yang abadi
yang nyata bagi manusia. “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata
bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syetan-syetan itu
hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi neraka yang menyala-nyala.”
(Q.S. Fathir:6)
Post a Comment for "Jadikan Syetan Musuh Abadi"