Membina & Mendidik Remaja




“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu, dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’ (Q.S. At Taghaabun:14)






Istilah remaja nampaknya istilah paling populer yang sering digunakan untuk menilai kedewasaan seseorang. Setiap kali disebut remaja. maka pikiran seseorang pasti terfokus kepada manusia yang berpikiran dewasa. Para psikolog sendiri sulit mendefinisikan secara pasti arti dari remaja. Maka tak heran jika dalam perundang-undangan dunia termasuk Indonesia tidak ditemukan istilah remaja. Bahkan di negara maju pun telah lama tidak digunakan istilah remaja dalam berbagai perundang-undangannya. 





Dalam perundang-undangan Indonesia hanya dikenal istilah anak-anak dan dewasa.


Para ulama sepakat bahwa kehidupan seseorang itu dapat dibagi menjadi beberapa fase sebagai berikut:        


              


(a) Dari mulai lahir sampai usia dua tahun, disebut fase persiapan. 


(b) Dari usia dua tahun sampai usia enam tahun, disebut fase permulaan anak-anak. 


(c) Dari usia enam tahun sampai usia dua belas tahun, disebut fase paripurna anak-anak. 


(d) Dari usia dua belas tahun sampai usia Iima belas tahun, disebut fase permulaan remaja. 


(e) Dari usia lima belas tahun sampai usia delapan belas tahun, disebut fase per-tengahan remaja. (f) Dari usia delapan belas tahun sampai usia dua puluh dua tahun, disebut fase paripurna remaja. (g) Dari usia dua puluh dua tahun sampai usia tiga puluh tahun, disebut fase kematangan dan pemuda. 


(h) Dari usia tiga puluh tahun sampai usia enam puluh tahun, disebut fase pertengahan usia. 


(i) Dari usia enam puluh tahun dan seterusnya, disebut fase lanjut usia.





Fase remaja merupakan fase usia paling penting dalam bidang pembentukan dan pembinaan kepribadian sese-orang. Apabila seseorang berhasil melewati fase ini dengan baik, itu artinya ia akan hidup dengan jiwa yang sehat dan kepribadian yang ideal. Sebaliknya, kalau ia tidak berhasil melewati fase tersebut dengan baik, ia akan menemukan berbagai macam kesulitan dalam pembentukan jiwa, sikap dan prilaku sosial di masa yang akan datang.





Para remaja sangat membutuhkan semangat pem-bangkitan nilai-nilai religius dan moral yang diharapkan dapat membina jiwa mereka, memperkokoh kepribadian mereka, meluruskan kesalahan sikap, pola pikir dan mentalitas mereka, dan mengontrol mereka agar tidak sampai melakukan penyimpangan dan tunduk pada aliran serta paham-paham eksternal yang bertujuan merusak nilai-nilai yang didasari keimanan dan ketakwaan.





Di samping itu, masa remaja adalah masa pubertas, yang mana seorang anak remaja cenderung emosional. Para psikolog mengkhususkan masa ini sebagai masa perkem-bangan, masa perubahan. baik fisik maupun psikis dengan cepat.





Pubertas sebagai masa paling berpengaruh pada per-tumbuhan fisik dan psikis seorang remaja; akan memiliki dampak serius pada tingkah laku anak. Di antaranya adalah: Keinginan untuk menyendiri, keengganan untuk bekerja, cepat merasa bosan, bersikap tidak tenang dan cenderung terburu-buru, antagonisme sosial; penentangan terhadap norma, antagonisme seks; agresif dalam masalah pergaulan dengan lawan jenis, emosionalitas; cepat marah dan cepat bersedih dalam hal-hal kecil, kurang percaya diri, mengalami rasa malu yang berlebihan, dan senang melamun. Karena anak remaja pada masa pubertas memasuki masa penciptaan imajinasi yang sering terkesan muluk, ingin ini dan itu. Keinginan seperti ini sering sekali mereka ekspresikan dalam lamunan.





Para remaja dengan ketidakstabilan sikap dan pemi-kirannya membutuhkan bimbingan yang mengarah kepada pencapaian jati diri. Hal ini dimulai dengan membentuk prilaku dan pola pikir yang positif dalam diri remaja. Di antaranya adalah:





Pertama, membina mereka dengan pendekatan kepada ajaran Islam; menanamkan dalam jiwa mereka aqidah dan syari’ah Islam (dalam menunaikan kewajiban hablun minallah) dan akhlaqul karimah (dalam menunaikan hak dan kewajiban kepada sesama manusia dan lingkungan; (hablun minannas),





kedua, membina mereka agar mampu menguasai diri, sehingga remaja tidak mudah hanyut terbawa arus pengaruh negatif yang datang dari luar, 





ketiga,  Membina me-reka agar berani memikul tanggungjawab dan menghargainya, 





keempat, membina mereka agar mau bekerja sama. Hal ini akan menjadikan para remaja yang pandai beradaptasi dalam pergaulannya serta menghilangkan egosentrisme dalam diri-nya, 





kelima, membina mereka agar saling mencintai dan mempercayai; menanamkan sifat solidaritas dan dedikasi yang tinggi serta menanarnkan kesetia kawanan dalam per-gaulannya dengan lingkungan masyarakat di mana ia hidup, 





keenam, membina mereka agar mampu bersikap fleksibel dalam menghadapi kenya taan. Dan masih banyak lagi.





Pembinaan remaja dapat pula dilakukan dengan me-ngarahkan mereka atau mengikut sertakan mereka kepada kegiatan-kegiatan yang positif, yang dapat menanamkan kreatifitas dan mentalitas para remaja. Misalnya mengikuti kegiatan kelompok remaja masjid, kegiatan Rohani Islam (ROHIS) yang ada di sekolah -sekolah dan atau kegiatan Pramuka serta kegiatan positif lainnya.





Dalam mendidik dan membina para remaja, para orangtua dan para pendidik sering menghadapi kendala. Di antaranya adalah:





Kendala pertama ialah berupa ciri khas dan karak-teristik remaja yang cenderung keras kepala dan berani menentang pengarahan serta bimbingan orangtua dan guru.





Kendala kedua yang tidak kalah beratnya ialah kegigihan musuh-musuh Islam dan musuh kaum muslimin dalam mempengaruhi para remaja Islam untuk menjauhi ajaran dan tuntunan Islam, nilai-nilai yang luhur serta adat istiadat dan tradisi yang berlaku di masyarakat.





Kendala ketiga adalah dengan adanya kemajuan pesat dalam bidang informasi dan komunikasi, baik berupa media penyiaran, media penerbitan dan media televisi.





BRJ MUMTAZ


@font-face{
font-family:"Times New Roman";
}

@font-face{
font-family:"宋体";
}

@font-face{
font-family:"DecoType Naskh";
}

@font-face{
font-family:"Copperplate Gothic Bold";
}

p.MsoNormal{
mso-style-name:Normal;
mso-style-parent:"";
margin:0pt;
margin-bottom:.0001pt;
font-family:'Times New Roman';
font-size:12,0000pt;
}

h3{
mso-style-name:"Heading 3";
mso-style-next:Normal;
margin:0pt;
margin-bottom:.0001pt;
page-break-after:avoid;
text-align:center;
mso-outline-level:3;
line-height:10,0000pt;
mso-line-height-rule:exactly;
font-family:'Copperplate Gothic Bold';
font-weight:bold;
font-size:10,0000pt;
}

p.15{
mso-style-name:"Normal Buku";
margin-top:6,0000pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
line-height:10,0000pt;
mso-line-height-rule:exactly;
font-family:'Times New Roman';
mso-bidi-font-family:'DecoType Naskh';
font-size:9,0000pt;
}

p.16{
mso-style-name:"Paragraph Buku";
margin-top:6,0000pt;
text-indent:30,0500pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
line-height:10,0000pt;
mso-line-height-rule:exactly;
font-family:'Times New Roman';
mso-bidi-font-family:'DecoType Naskh';
font-size:9,0000pt;
}

p.17{
mso-style-name:"Arti Ayat buku";
margin-top:6,0000pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
line-height:10,0000pt;
mso-line-height-rule:exactly;
font-family:'Times New Roman';
mso-bidi-font-family:'DecoType Naskh';
font-style:italic;
font-size:9,0000pt;
}

p.MsoFooter{
mso-style-name:Footer;
margin:0pt;
margin-bottom:.0001pt;
font-family:'Times New Roman';
font-size:12,0000pt;
}

p.19{
mso-style-name:"Ayat Buku";
margin-top:6,0000pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
font-family:'Times New Roman';
mso-bidi-font-family:'DecoType Naskh';
font-size:9,0000pt;
position:relative;
top:-5,0000pt;
mso-text-raise:5,0000pt;
}

span.msoIns{
mso-style-type:export-only;
mso-style-name:"";
text-decoration:underline;
text-underline:single;
color:blue;
}

span.msoDel{
mso-style-type:export-only;
mso-style-name:"";
text-decoration:line-through;
color:red;
}
@page{mso-page-border-surround-header:no;
mso-page-border-surround-footer:no;}@page Section0{
}
div.Section0{page:Section0;}

1 comment for "Membina & Mendidik Remaja"

  1. A .mass.gov website belongs to an official authorities group in Massachusetts. There is evidence to recommend that dopamine performs a key function in gamling dependancy. Gambling throughout homelessness is 바카라사이트 sometimes motivated out of desperation and within the hope of financial achieve.

    ReplyDelete