Memelihara Pandangan Mata








قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ
أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ ...





Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman, “ Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya ; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “ Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluanya. ”
(S.Q. An Nuur: 30-31)





Pandangan mata seringkali menjadi pangkal
timbulnya fitnah dan dosa. Maka dari itu, pandangan mata harus dipelihara dan
dikendalikan. Ayat di atas mengandung dua makna sebagai berikut:





Pertama: Mengandung
Pendidikan





Islam mengajarkan  kepada umatnya agar menahan pandangannya (Ghadhdhul
Basyr
) dari perkara yang diharamkan Allah. Jika terpandang dengan tidak
sengaja kepada sesuatu yang mengundang hawa nafsu dan hal yang diharamkan, maka
pandangan haruslah segera dipalingkan. Hal ini sebagaimana yang diajarkan
Rasulullah SAW kepada para sahalabat Radhiyallahu ‘Anhum





Dalam hasits
yang diriwayatkan Muslim, dari Jabir ‘Abad al Bajili r.a ia berkata:
Aku
bertanya kepada Nabi SAW soal memandang (sesuatu yang diharamkan) tanpa
disengaja (tiba-tiba), beliau menyuruhku memalingkan pandangan. (HR.Muslim)





Diriwayatkan dari Buraidah, bahwa
Rasulullah SAW bersabda kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a: “Hai Ali,
janganlah pandangan pertama diikuti oleh pandangan yang kedua. Sesungguhnya
pandangan yang pertama dibolehkan (untukmu). Sedangkan pandangan yang
selanjutnya tidak lagi untukmu. (HR. Abu Daud)





Kedua: Mengandung
Peringatan





Allah memperingatkan kepada laki-laki
mukmin agar memelihara pandangan dari yang diharamkan Allah. Hal ini disamping
bimbingan juga peringatan  yang harus
dihindarinya, agar  mereka mereka terselamatkan
dari fitnah yang senantiasa mengintai di balik pandangan yang liar. 





Nabi Isa a.s pernah berkata, “Janganlah
engkau melihat sesuatu yang tidak baik. Sebab, penglihatan itu akan
membangkitkan syahwat di hatimu, dan mengundang fitnah bagi pelakunya.”


Seorang ulama sufi, Dzunun, mengatakan, “Penahanan
syahwat yang paling ampuh adalah memelihara pandangan dari segala yang tidak
perlu.”





Telah jelas bagi kita bahwa memalingkan
pandangan, atau tidak menyaksikan sesuatu yang tidak bermanfaat, niscaya akan
menjadikan hati selalu bersih, bebas dari keragu-raguan dan terhindar dari
penyakti hati.





Allah SWT Maha Mengetahui apa yang tampak
nyata dan apa yang tersembunyi bahkan akan terbersit dalam hati seseorang.
Begitu pula halnya dengan pandangan, baik yang disengaja atau tidak disengaja,
atau pandangan mata yang khianat, niscaya Allah Mengetahuinya. Allah berfirman
dalam
surat Al Mukmin
ayat 19.





Yang pasti, mata dan semua anggota tubuh
manusia kelak akan dimintakan pertanggung-jawabannya di yaumil mahsyar. Allah
SWT berfirman  dalam surat
Al Israa’: 36.





Dalam kitab Tibbun Nabawy Imam Ibnu
Qayyin menyebutkan faedah-faedah dalam menjaga mata dan pandangannya.
Kesimpulannya sebagai berikut:





1. Dengan menundukkan pandangan,
berarti seorang hamba telah menjalankan perintah Allah. Yang mana hal itu
merupakan kebahagiaan bagi setiap hamba di dunia dan akhirat.


2.  Menundukkan pandangan dapat
menghindarkan dan membentengi seseorang dari serangan racun kehidupan yang
mematikan dan menghancurkan kehidupannya.


3.  Menundukkan pandangan dapat
mengantarkan seseorang merasa selalu dekat atau merasa selalu dalam pengawasan
Allah.


4.  Menundukkan  pandangan akan menguatkan hati dan
melapangkannya.


5.  Menundukkan pandangan membuat
hati bercahaya bagaikan pelita di malam yang gulita.


6.  Menundukkan pandangan akan
melahirkan firasat yang tajam. Sehingga hak dan batil tampak jelas perbedaannya
dalam pandangannya.


7.  Menundukkan pandangan mata
akan melahirkan keteguhan hati (istiqamah), optimisme dan keberanian (syaja’ah).


8.  Menundukkan pandangan mata
akan menutup rapat celah-celah hati yang dapat dimasuki oleh syetan untuk
menggodanya, melakukan kemaksiatan dan segala bentuk dosa.


9.  Menundukkan pandangan akan
menjadikan hati mampu berkonsentrasi kepada sesuatu yang dapat membawa kemaslahatan
bagi pelakunya.


10. Menundukkan pandangan berarti
menundukkan hati agar senantiasa bertafakkur dan berzikir, mencermati ciptaan
Allah dengan cerdas. Sehingga mata benar-benar berfungsi sebagaimana yang
dimaksudkan Allah dalam penciptaannya. Yaitu alat bagi manusia untuk beriqra’,
menbaca tanda-tanda kekuasaan Allah, memikirkan dan kemudian menyikapinya.
Semua ini tak pelak lagi berawal dari pandangan dan kesaksian mata. Inilah yang
mungkin dikenal dengan istilah ‘ketajaman mata hati’.


11. Sesungguhnya antara mata dan
hati memiliki hubungan yang sangat erat dan integral. Yang kesibukkan salah
satunya akan mengakibatkan kesibukan lainnya. Baik buruknya pendangan mata
sangat tergantung kepada bersih atau kotornya hati. Demikian pula sebaliknya.
Hati akan terpelihara kesuciannya apabila mata terpelihara atau mengarahkan
pandangannya hanya kepada hal-hal yang baik. Karena itu peliharalah dua ‘aset’
termahal manusia ini, yakni mata dan hati.

 
Allahu  A’lam
bissawab.

Post a Comment for "Memelihara Pandangan Mata"